Liputan6.com, Jakarta Presiden FIFA, Gianni Infantino tengah berada di kota Santos, Brasil untuk memberi penghormatan terakhir kepada legenda sepak bola dunia Pele. Pria berusia 82 tahun itu meninggal dunia, Kamis pekan lalu akibat komplikasi berbagai penyakit.
Pele disemayamkan di Vila Belmiro, markas klub Santos. Di klub ini, Pele menghabiskan hampir seluruh karier sepak bolanya. Dia memperkuat Santos pada tahun 1956-1974 dan meraih sejumlah gelar bergengsi. Sebelum pensiun, Pele juga sempat memperkuat Klub AS, New York Cosmos selama dua musim pada 1975-1977.
Seperti halnya insan sepak bola di dunia, Infantino juga merasa kehilangan atas kepergian Pele. Dan sebagai pimpinan FIFA, Infantino menyerukan kepada seluruh negara di dunia untuk berpartisipasi dalam memberi penghormatan kepada Pele.
Advertisement
"Kami berada di sini dengan rasa sedih yang luar biasa," kata Infantino kepada wartawan di Vila Belmiro, dilansir NDTV.
"Pele abadi. Dia adalah ikon sepak bola global. Kami akan meminta setiap negara di dunia untuk menamai salah satu stadion sepak bola mereka dengan nama Pele," beber Infantino.
FIFA menobatkan Pele sebagai pemain terbaik abad ke-20. Sehari setelah kematian Pele, FIFA memasang bendera negara-negara anggotanya setengah tiang di halaman kantor di Zurich, Swiss.
Pele meninggal dunia di Rumah Sakit Albert Einstein, Sao Paulo, Brasil, Kamis (29/12/2022) waktu setempat atau Jumat dini hari WIB. Di rumah sakit ini, Pele dirawat selama sebulan atas kanker usus besar yang dideritanya setahun terakhir.
Pele rencananya akan dimakamkan di Memorial Necropole Ecumenica. Namun sebelumnya, upacara penghormatan terhadap pria bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento itu dilakukan di markas Santos, Vila Belmiro.
Mereka yang ingin memberi penghormatan terakhir kepada sang legenda bisa datang pada Senin (2/1/2023) pukul 10.00 waktu setempat. Publik memiliki waktu hingga waktu sama pada keesokan harinya.
Selanjutnya jenazah Pele dibawa melintas jalan-jalan Kota Santos. Jenazah juga akan melewati rumah sang ibunda Celeste yang berusia 100 tahun sebelum dimakamkan. Prosesi pemakaman di Necropole Ecumenica hanya dihadiri oleh pihak keluarga.
Tentang Lokasi Pemakaman
Memorial Necropole Ecumenica merupakan peristirahatan terakhir unik. Kuburan ini dibangun pada 1983 dengan prosesi pemakaman pertama berlangsung setahun kemudian.
Awalnya Memorial Necropole Ecumenica hanyalah bangunan kecil. Namun, seiring banyaknya permintaan karena keterbatasan lahan, Memorial Necropole Ecumenica kini memiliki 14 lantai dan terletak di tanah seluas 1,8 hektare. Rekor dunia Guinness mencatatnya sebagai kuburan tertinggi di dunia.
Di dalamnya terdapat lebih dari 16 ribu unit makam, ruang bawah tanah, taman merak dengan air terjun kecil, kapel, hingga bar makanan ringan di atapnya.
Pada tiap lantai, terdiri deretan blok bernomor dengan hingga 150 makam. Semuanya memiliki sistem ventilasi dan dapat menampung hingga enam jenazah.
Penguraian jenazah memakan waktu sekitar tiga tahun. Keluarga mendiang nantinya dapat menggali jenazah dan sisa-sisanya dipindahkan ke bagian lain dari makam.
Dengan kemegahan ini, Memorial Necropole Ecumenica jadi salah satu landmark yang paling banyak dikunjungi di Santos dan diakui oleh dewan pariwisata setempat.
Advertisement
Awal Mula Nama Pele
Pele lahir di Tres Coracoes, Minas Gerais dengan nama Edson Arantes do Nascimento. Dia merupakan putra dari Dondinho alias João Ramos do Nascimento dan Celeste Arantes. Darah sepak bola mengalir di tubuh Pele dari ayahnya yang merupakan mantan pemain Fluminense.
Ketika masih kecil, Edson memiliki nama panggilan Dico. Nama Pele baru didapat saat mulai masuk sekolah. Teman-teman Edson mulai memanggilnya dengan nama Pele karena seringnya salah dalam mengucapkan nama pemain idolanya, kiper Vasco da Gama, Bile.
Pele maupun teman-temannya juga tidak tahu arti nama Pele sebenarnya. Dalam bahasa Portugal, Pele juga tidak memiliki arti apapun. Di bahasa Ibrani baru Pele memiliki arti yaitu keajaiban.
Kebanggaan Brasil
Selama aktif sebagai pemain sepak bola, Pele telah mengukir sederet prestasi dan rekor yang belum terpecahkan hingga kini.
Pele merupakan satu-satunya pemain yang mampu memenangkan tiga gelar Piala Dunia. Sukses pertama diraihnya pada Piala Dunia 1958. Saat itu, Pele baru berusia 19 tahun dan menjadi pemain termuda yang mampu memenangkan turnamen ini hingga saat ini.
Pele kembali membawa Brasil juara Piala Dunia 1962. Pele kembali jadi bintang dan meraih gelar Piala Dunia ketiganya di tahun 1970. Pele total membuat lima gol di Piala Dunia 1970 termasuk satu gol di final saat mengalahkan Italia 4-1.
Setahun setelah memberikan gelar Piala Dunia ketiga, Pele pensiun dari timnas Brasil. Laga terakhirnya adalah saat melawan Yugoslavia d Rio de Janeiro.
Advertisement